BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang psikologi sangat di perlukan oleh pihak guru
sebagai pendidik, pengajar, pelatih, dan pengasuh dalam memahami karakteristik
kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik secara integral. Pengetahuan tentang
psikologi juga diperlukan dalam dunia pendidikan karena dunia pendidikan
menghadapi peserta didik yang unik di lihat dari segi perilaku, kepribadian,
perhatian, motivasi dan berbagai aspek psikologi lainya yang berbeda antara
individu satu dengan individu lain. Pada diri peserta didik terdapat kekuatan
psikologi yang menjadi penggerak untuk belajar. Kekuatan penggerak tersebut
berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan
mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, motivasi atau
cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi.
Di dalam kelas peserta didik terdiri dari kelompok yang memiliki kemampuan
yang sama namun berbeda keperibadian dan minat. Di dalam kelas mungkin kita
akan menemui beberapa orang pelajar yang mampu memotivasi dirinya sendiri.
Pelajar-pelajar seperti ini tidak banyak memerlukan pertolongan dari guru untuk
merangsang minat mereka dalam belajar, kerena mereka mampu mendorong diri
mereka sendiri. Kebanyakan pelajar akan mempunyai motivasi belajar jika kita
menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi mereka, namun ada pula sejumlah
pelajar yang baru akan termotivasi jika kita melakukan usaha-usaha khusus bagi
mereka. Oleh karena itu kita sebagai guru hendaklah memahami hal tersebut
sehingga dapat memakai berbagai pendekatan dalam merangsang minat belajar dalam
belajar, serta mampu menerapkan berbagai prinsip dan teknik yang berbeda sesuai
dengan keperluan masing-masing pelajar .
Yang menjadi persoalan sekarang ialah bagaimana caranya kita melakukan
berbagai usaha untuk membangun dan mengembangkan motivasi pelajar semasa
belajar. Pelajar akan termotivasi semasa belajar jika lingkungan sekitar dapat
memberikan rangsangan sehingga pelajar tertarik untuk belajar. Guru harus mengatur
suasana belajar secara bijaksana sehingga pelajar termotivasi untuk belajar.
Hal inilah yang melatar belakangi kami dalam membuat makalah dengan judul
pentingnya motivasi dalam belajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Motivasi
Faktor
motivasi secara umum dan motivasi belajar secara khusus merupakan gejala
aktivitas jiwa manusia yang sangat di perlukan oleh manusia dalam menghadapi
kehidupan yang penuh dengan persaingan. Seseorang yang memiliki motivasi rendah
akan memiliki kinerja, produktivitas, dan inovasi yang rendah. Akibatnya mereka
akan tertinggal jauh dari manusia lainnya yang memiliki motivasi tinggi dalam
menjalani hidupnya.
Menurut mc. Donald ( dalam Syaiful,
2002 ) Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini
mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu
mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan
dirangsang karena adanya tujuan. ( Oemar
hamalik, 1992 ) perubahan dalam diri seseorang itu terbentuk suatu aktivitas nyata
berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari
aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya
dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
Ada tiga komponen utama dalam
motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi apabila
individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia
harapkan. Sedangkan dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan
dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang
berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan dan tujuan merupakan
hal ingin di capai oleh seorang individu. Tujuan tersebut akan mengarahkan
perilaku dalam hal ini yaitu perilaku
unutk belajar.
Selanjutnya pembahasan akan di
lanjutkan kepada hal yang berkaitan dengan kebutuhan. Dalam belajar motivasi
sangat di perlukan. Sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar
tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa
sesuatu yang akan di kerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Maslow ( dalam Syaiful,
2002) sangat mempercayai bahwa tingkah laku manusia di bangkitkan dan di
arahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti kebutuhan fisiologis, rasa
aman, rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan
kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut maslow yang mampu
memotivasi tingkahlaku individu. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat
sudah tentu akan membengkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai
hubungan dengan kepentingannya sendiri.
B. Jenis Dan sifat Motivasi
Para ahli umumnya sependapat
bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan
motivasi sekunder ( Dimyati, 2006: 86 ) sebagai
berikut :
1. Motivasi primer
Motivasi primer adalah motivasi
yang didasarkan pada motif-motif dasar atau motif bawaan. Motif-motif dasar
tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia yang timbul
akibat proses kimiawi fisiologik yang terdapat pada setiap orang. Manusia
adalah makhluk jasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau
kebutuhan jasmaninya. Di antara insting yang penting bagi manusia adalah
memelihara, mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri,
rasa ingin tau, membangun dan kawin ( koeswara 198; jalaluddin 1991 )
2. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah
motivasi yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman. Motivasi sekunder ini,
oleh beberapa ahli disebut juga motivasi sosial. Menurut thomas dan znaniecki menggolongkan
motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan : memperoleh pengalaman baru, untuk mendapat
respon, memperoleh pengakuan dan memperoleh rasa aman.
ü
Sifat
motivasi
Berdasarkan sifatnya motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
- Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah
motivasi yang timbul dari diri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh sesuatu di
luar dirinya karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Orang yang tingkah lakunya digerakkan oleh motivasi intrinsik,
baru akan puas kalau tingkah lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu
sendiri. Misalnya seorang siswa menyelesaikan pekerjaan rumah tentang soal-soal
matematika, bertujuan untuk memahami konsep-konsep matematika melalui
penyelesaian soal-soal itu, bukan karena takut kepada guru atau ingin mendapat
pujian dari guru.
- Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari rangsangan di
luar perbuatan yang dilakukannya. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang
digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak di luar tingkah laku itu. Misalnya
siswa yang sedang menyelesaikan pekerjaan rumah, sekedar mematuhi perintah
guru, kalau tidak dipatuhi guru akan memarahinya.
C. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut para tokoh :
Slameto ( dalam Abdul, 2002 )
belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan lingkungannya.
Cronbach ( Syaiful, 2002 )
berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang di tunjukkan oleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Dari pendapat para tokoh di
atas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang di peroleh
peserta didik dari pengalamannya melelui
interaksi dengan lingkungan.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya Motivasi Dalam Belajar Bagi
Guru Dan Siswa
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar
menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan bekerja
merupakan penggerak kemajuan masyarakat.
Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dan guru. Pentingnya
motivasi belajar bagi siswa ( Dimyati,
2006: 85 ) adalah sebagai berikut :
1.
Menyadarkan
kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. Contohnya : setelah siswa membaca suatu bab
buku bacaan, di bandingkan dengan temannya sekelas yang juga bab tersebut, ia
kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi.
2.
Menginformasikan
tentang kekuatan usaha belajar, yang di bandingkan dengan teman sebaya. Sebagai
ilustrasi jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai maka ia
berusaha maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil.
3. Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai
ilustrasi setelah ia ketahui bahwa bahwa dirinya belum belajar secara serius,
seperti bersenda gurau di dalam kelas maka ia akan merubah perilaku belajarnya.
4. Membesarkan semangat belajar. Contoh
seorang anak yang telah menghabiskan banyak dana untuk sekolahnya dan masih ada
adik yang di biayai orang tua maka ia akan berusaha agar cepat lulus.
5. Menyadarkan bahwa adanya perjalan belajar
dan kemudian bekerja ( di sela-selanya ada istirahat atau bermain ) yang
berkesinambungan. Individu di latih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian
rupa hingga dapat berhasil. Sebagai ilustrasi, setiap hari siswa di harapkan
untuk belajar di rumah, membantu orang tua dan bermain dengan temannya. Apa yang di lakukan di harapkan
dapat berhasil memuaskan.
Beberapa hal di atas
menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut di sadari oleh pelakunya
sendiri . bila motivasi di sadari oleh pelaku, maka sesuatu pekerjaan dalam hal
ini yaitu tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan
dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bemanfaat bagi guru, manfaat
itu sebagai berikut:
1) Membangkitkan, meningkatkan,
dan memelihara semangat siswa. Dalam hal ini pujian, hadiah, dorongan atau
pemicu semangat dapat di gunakan untuk mengobarkan semangat belajar.
2) Mengetahui dan memahami
motivasi belajar siswa di kelas yang bermacam-macam sehinnga dengan bermacamnya motivasi tersebut
di harapkan guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mangajar.
3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara
bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman
diskusi, dan penyemangat.
4) Memberi peluang guru untuk
mengubah siswa yang tak berminat menjadi bersemangat belajar.
B. Prinsip-Prinsip Motivasi
Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar
diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar-mengajar. Ada
beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
- Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar.
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.
Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.
Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi suatu objek, belum
sampai melakukan kegiatan. Namun minat adalah motivasi dalam belajar. Minat
merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi.
Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan
aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi
diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.
- Motivasi Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar.
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan
memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Anak didik yang malas
belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya
dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi
ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala
sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental
pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih
utama dalam belajar.
- Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada hukuman.
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak
didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang
dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain
berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan
memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi
kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan
kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
- Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan Belajar.
Dalam kehidupan anak didik. Membutuhkan penghargaan. Perhatian,
ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi
anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar.
Guru yang berpengalaman harus dapat memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga
dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar
belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan
rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.
- Motivasi dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat
menyelesaikan setiap pekerjaan. Dia yakin bahwa belajar bukan kegiatan yang
sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari mendatang.
- Motivasi Melahirkan Prestasi dalam Belajar.
Dari berbagai hasil penilitian
selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi
rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar
seorang anak didik. Anak didik menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang
hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga
rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi
itu yang dibaca. Ulangan pun dilewati dengan mulus dengan prestasi yang
gemilang.
- Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar
Ada beberapa motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan
peserta didik di kelas (Dimyati : 2002) sebagai berikut :
- Memberi angka
Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada
anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi mereka
di masa mendatang. Namun guru harus menyadari bahwa angka bukanlah hasil dari
hasil belajar yang sejati. Untuk itu guru perlu memberikan angka atau nilai
yang menyentuh afektif- afektif dan ketrampilan yang diperlihatkan anak didik
dalam pergaulan atau kehidupan sehari-hari.
- Hadiah
Hadiah dapat di berikan kepada anak yang berprestasi tinggi. Dalam pendidikan modern , anak didik
yang berprestasi tinggi memperoleh predikat sebagai anak didik teladan. Hadiah
di berikan kepada siswa untuk momotivasi anak agar senantiasa mempertahankan prestasinya
selama berstudi dan tidak menutup
kemungkinan akan mendorong anak didik lainnya untuk ikut berkompetisi dalam
belajar. Hal ini merupakan gejala yang
baik dan harus di sediakan lingkungan yang kreatif bagi anak didik.
- Kompetisi
Kompetisi bisa di manfaatkan
untuk menjadikan proses interaksi belajar mengjar yang kondusif. Untuk menciptakan
kondisi yang demikian, metode mengajar memegang peranan. Guru bisa membentuk anak didik ke dalam kelompok belajar di kelas,
ketika pelajaran sedang berlangsung. Semua anak didik di libatkan ke dalam
suasana belajar atau lebih di kenal cara
belajar siswa aktif (CBSA).
- Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri.
- Memberi Ulangan
Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari
untuk menghadapi ulangan. Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat
menguasai semua bahan pelajaran anak didik lakukan sedini mungkin sehingga
memudahkan mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan ketika
pelaksanaan ulangan berlangsung, sesuai dengan interval waktu yang diberikan.
- Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan
dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik. Dengan
pujian yang diberikan akan membesarkan jiwa seseorang. Dia akan lebih bergairah
mengerjakannya.
- Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
- Cita- cita atau aspirasi
Dengan adanya kemauan mencapai cita-cita anak akan mempunyai semangat
belajar untuk mencapainya. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik
maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri. Contoh seorang siswa ingin menjadi pemain bulu tangkis dunia
akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar. Misal siswa
tersebut akan rajin olahraga, melatih nafas, berlari di sampin tekun berlatih
bulu tangkis.
- Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu di barengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Dapat di katakan bahwa kemampuan memperkuat motivasi
anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Contoh keinginan membaca perlu di barengi
dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.
- Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi
jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang yang marah atau lapar
akan mengganggu perhatian belajar sedangkan seorang yang sehat, gembira akan
mudah memusatkan perhatian.
- Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat barupa
lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan
kemasyarakatan. Bencana alam, lingkungan
yang kumuh, ancaman rekan yang nakal akan mengganggu kesungguhan belajar.
- Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya pembelajaran
di sekolah meliputi hal-hal berikut :
- Menyelenggarakan tertib belajar di kelas.
- Membina disiplin belajar dalam setiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah.
- Membina belajar tertib pergaulan.
- Membina belajar tertib lingkungan sekolah.
- Pemahaman tentang diri siswa.
- Pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna.
- Mendidik cinta belajar.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Motivasi
belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi siswa atau individu untuk
belajar. Ada dua motivasi dalam belajar, yaitu motivasi Ekstrinsik dan motivasi
intrinsik. motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan) motivasi ekstrinsik sering
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Sedangkan
motivasi instrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Peran orang tua dan pendidik sangat
penting dalam peningkatan motivasi siswa. Pembentukan lingkungan yang kondusif
dan nyaman untuk belajar sangat di butuhkan oleh siswa. Dengan mengetahui
perbedaan motivasi siswa di harapkan guru dapat berperan sesuai kebutuhan
siswa.
B.
Saran
1. Membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa, sehingga ia mau melakukan belajar.
2. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk
memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat,
fasilitator, instruktur, teman diskusi, dan penyemangat.
3. Menggunakan metode yang bervariasi serta Menggunakan
media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4. Mengenal setiap peserta didik yang
diajarnya secara pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Hadis, Abdul. 2006. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Mujiono dan
Dimyati. 2006. Belajar dan pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta
Sambeng, Agus. 2010. Upaya guru dalam meningkatkan motivasi ( on line ) Tersedia :http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/upaya-guru-dalam-meningkatkan
motivasi.html. Di akses Tanggal 02 oktober 2011 Jam 16: 39
0 komentar:
Posting Komentar