Welcome My Pena

Daftar Blog Saya

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

It' mii

Foto saya
aku bukanlah orang yang sempurna, tapi aku ingin melihat hidup ini dengan sempurna..

Rabu, 06 Juni 2012

MEMILIH PEMBELAJARAN YANG TEPAT SESUAI MINAT DAN BAKAT ANAK

                                                                                      Oleh

Jumiyati
10102241010
PENDAHULUAN
Selama lima belas tahun terakhir , penelitian oleh psikolog Howard Gardner dan rekan-rekannya di Hardvard university telah menunjukkan bahwa setiap anak mempunyai banyak cara berbeda untuk menjadi pandai. Kalaupun ada yang tampak tak menonjol, itu karena beberapa anak menunjukkan bakatnya lebih lambat dibanding anak lain. Karenanya, banyak hasil-hasil riset kecerdasan anak menyarankan para orangtua untuk memberi banyak pengalaman dan stimulasi kepada anak. Stimulasi dan sensasi pengalaman yang intens itu berguna untuk segera membangkitkan kecerdasan anak.
Beberapa orang mungkin menganggap mereka “berbakat” dan berada jauh di luar jangkauan anak sekolah pada umumnya. Tapi di sini mereka akan membuat kesalahan yang sama seperti yang di buat oleh mereka yang melabel anak-anak sebagai  “ pelajar yang tidak mampu” . Karena hanya dengan memberikan label berbakat kepada beberapa individu terpilih, kita menutup pintu bagi jutaan lebih anak yang memiliki kekayaan batin yang tidak terdeteksi seolah semua individu bisa di niai dengan menggunakan satu takaran yaitu takaran  seberapa pandai atau bodohnya mereka.  Semua anak berbakat. Setiap anak merupakan manusia yang unik  dan orang yang istimewa.
Situasi ini akan berakhir ketika orang tua dan pendidik memutuskan untuk menyingkirkan  semua label ini dan memulai tugas memahami serta mengembangkan keunikan setiap anak supaya mereka bisa mulai belajar dengan cara mereka sendiri.

PAMBAHASAN  
  1. Teori Kecerdasan Majemuk
Setiap orang memilki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard Gardener seorang ahli riset dari Amerika mengembangkan model kecerdasan "multiple intelligence". Multiple intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Ia mangatakan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang berlainan. Menurut Gardner kecerdasan yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah, atau menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya dan masyarakat. Menurutnya, mengamati cara seorang montir menyelesaikan masalah busi atau cara seorang akuntan menyelesaikan sebuah dilema finansial memberikan contoh yang lebih baik mengenai cara kerja kecerdasan daripada hasil tes apa pun.
Teori kecerdasan majemuk adalah teori yang membantu pendidik mengidentifikasi dan berempati pada minat dan kemampuan setiap siswa. Ia bukanlah sarana untuk mempersempit pendidikan, melainkan metode memperbersar, memperluas dan memperbanyak serta memperkaya ranah-ranah pengetahuan yang terdapat di sekolah. Meskipun teori ini belum di terima secara universal , tetapi merupakan wahana yang baik untuk mengembangkan arena pendidikan sementara kita semua mencari jawaban yang lebih sempurna dan tepat ( J. jasmine 2001: 249) .
Gardner akhirnya menyusun daftar tujuh kecerdasan dasar sebagai berikut :
1.      Kecerdasan Linguistik ( Cerdas Kata)
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif. Di dalam kemampuan linguistik terdapat cakupan yang luas termasuk mengeja, kosakata, dan tata bahasa, juga berkaitan dengan kemampuan berbicara (Thomas armstrong, 2000). Seperti halnya dengan kecerdasan logika, menyebut ketrampilan linguistik suatu “kecerdasan” konsisten dengan pendirian psikologi tradisional.
Bakat linguistik bersifat universal dan perkembanganya pada anak-anak amat mengherankan tidak berbeda pada budaya yang berbeda.Bahkan dalam populasi orang tuli dengan bahasa tanda manual tidak di ajarkan secara nyata, anak-anak sering “ menemukan” bahasa manual mereka sendiri dan menggunakannya secara sembunyi-sembunyi. Jadi kami melihat melihat bagaimana kecerdasan dapat beroperasi secara tidak tergantung pada input indera spesifik atau saluran outpu.
Gardner ( J. jasmine, 2001)  menyebut penyair sebagai contoh pemilik jenis kecerdasan ini walaupun hal ini juga dapat di temukan pada diri penggemar teka-teki silang dan juga pada orang yang berada di masing-masing pihak dalam suatu perdebatan politik yang sengit dan pada orang yang gemar menciptakan permaianan kata atau senag menceritakan lelucon yang lazimnya merupakan permaianan kata.
2.      Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan ini melibatkan ketrampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Dua fakta penting mengenai kecerdasan logika-matematika yaitu Pertama, dalam diri orang berbakat, proses dari penyelesaian masalah sering berlangsung amat cepat- Ilmuwan yang sukses memikirkan banyak variable sekaligus dan membuat sejumlah hipotesis yang masing-masing di evaluasi dan kemudian di terima atau di tolak secara bergantian.Kecerdasan logis matematis sering di pandang dan di hargai lebih tinggi dari jenis kecerdasan lainnya, khususnya dalam masyarakat teknologi modern saat ini.
Orang dengan kecerdasan ini gemar bekerja dengan data. Mereka suka memecahkan peoblem matematis dan memainkan permainan strategi seperti catur, menghitung saldo buku cek, serta dalam menyampaikan informasi kepada orang lain mereka cenderung mengunakan grafik.
3.      Kecerdasan Kinestetik-Jasmani ( cerdas gerakan badan)
Perhatian pada pengetahuan gerakan badan sebagai “ penyelesaian masalah” mungkin kurang intuitif. Pasti pelaksanaan  urutan atau meniru atau memukul bola tenis bukan menyelesaikan persamaan matematiaka.Dan memang, kemampuaan menggunakan badan seseorang untuk menyatakan emosi ( seperti dansa) , untuk melakukan permaianan ( seperti dalam olahraga), atau untuk menciptakan produk baru ( seperti dalam mewujudkan penemuan ) merupakan bukti dari sifat yang di perlukan untuk mnyelesaikan masalah gerakan-gerakan tertentu di rinkas oleh tim gallewey.
4.      Kecerdasan Musikal
Secara singkat , bukti mendukung interpretasi kemampuan musik sebagai “ kecerdasan” berasal dari berbagai sumber berbeda. Walaupun ketrampilan musik pada umumnya tidak  dianggap ketrampilan intelektual seperti matematika. Menurut definisi ketrampilan pantas di perhatikan dan dalam pandangan mengenai data, penyertaannya secara empiris dapat di benarkan. Orang yang mempunyai kecerdasaan jenis ini sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan dan juga musik. Mereka sering bernyanyi, bersiul atau bersenandung ketika melakukan aktivas lain serta mempunyai kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik.
5.      Kecerdasan Spasial
Kecerdasan spasial kadang-kadang di sebut kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk membentuk dan menggunakan model mental. Orang yang memiliki kecerdasaan jenis ini cenderung berpikir dalam atau dengan gambar dan cendrung mudah belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video dan peragaan yang menggunakan model slaid. Mereka sangat bagus dalam hal membaca peta dan diagram dan begitu meninkmati upaya memecahkan jejaring yang ruwet serta menyusun atau memasang jigsaw puzzle.
6.      Kecerdasan inter-pribadi
Kecerdasan antar pribadi di bangun antara lain atas kemampuan untuk mengenali perbedaan, secara khusus, perbedaan besar dalam suasana hati, tempramen, motivasi dan kehendak. Dalam bentuk yang lebih maju kecerdasan ini memungkinkan orang dewasa yang ketrampilan membaca kehendak dan keinginan orang lain bahkan ketika keinginan itu di sembunyikan. Ketrampilan ini muncul dalam bentuk yang amat canggih dalam diri pemimpin keagamaan atau politik, guru, ahli terapi dan orang tua.
Orang yang memilki jenis kecerdasan ini menyukai dan menikmati bekerja secara berkelompok, belajar sambil berinteraksi dan bekerjasama juga kerap merasa senang bertindak sebagai penengah atau mediator dalam perselisihan dan pertikaian.
7.      Kecerdasan Intra-pribadi
Kecerdasan intra pribadi yaitu adanya pengetahuan tentang aspek-aspek internal dari seseorang akses pada perasaan hidup diri sendiri, rentang emosi sendiri, kemampuan untuk mempengaruhi diskriminasi di antara emosi-emosi ini dan pada akhirnya memberi label pada emosi itu dan menggunakannya sebagai cara untuk memahami dan menjadi pedoman tingkah laku sendiri. Dia mengenali kebutuhan, keinginan, dan kehendak sendiri seerta mencoba sedapat mungkin untuk mencapainya. Mereka pada umummnya mandiri, tak tergantung dengan orang lain dan yakin dengan pendapat diri yang kuat tentang hal-hal yang kontroversiaL.Mereka memiliki rasa percaya diri yang besar serta senang sekali bekerja berdasarkan program sendiri dan hanya di lakukan sendirian.

  1. Implikasi Pada Pendidikan
Teori kecerdasan majemuk ini tampaknya melindungi sejumlah implikasi pendidikan yang cukup berharga untuk di perhatikan. Dari analisis ini di temukan bahwa penilaian kecerdasan dapat memainkan peran amat penting dalam pengembangan kurikulum.
Petumbuhan alami dari suatu kecerdasan :
1.      Tahap-Tahap Perkembangan
Tahap-tahp alami perkembangan dalam setiap kecerdasan di mulai dengan kemampuan membuat pola dasar , misal untuk membedakan tinggi rendahnya nada dalam kecerdasan musik. Dalam tahap yang mengikuti kecerdasan tersebut di hadapi lewat sistem symbol: bahasa bertemu di hadapi lewat kalimat dan cerita musik lewat lagu dan seterusnya. Ketika kemajuan berkembang masing-masing kecerdasan bersama-sama dengan sistem symbol di wakili dalam sistem penulisan. Matemaatika, pemetaan, penulisan musik dan seterusnya turunan kedua dengan tanda di kertas mewakili symbol
Akhirnya selama akil blig dan dewasa kecerdasan di nyatakan lewat rentang pengejaran profesi dan hobi. Menurut gardner sementara beberapa individu lain berada dalam posisi “ menjanjiakn “ dalam suatu kecerdasan orang lain berada dalam posisi “ berisiko”.
2.      Implikasi Tahap-Tahap Perkembangan Untuk Pendidikan 
Dalam masa prasekolah dan tahun sekolah dasar awal perintah harus menekankan peluang. Selama tahun-tahun ini anak-anak dapat menemukan sesuatu yang menarik dan kemampuan khas bagi mereka sendiri.
3.      Kebutuhan Besar Penilaian
Penilaian kekurangan dapat memperkirakan kesulitan yang akan di hadapi oleh orang yang belajar, selain itu dapat juga di berikan saran rute alternative pada sasaran pendidkan. Cara menilai yang baik seharusnya mencari ketrampilan menyelesaikan masalah atau penciptaan produk yang sebenarnya dalam diri seseorang menggunakan aneka material. Sehingga anak-anak dapat menutupi kelemahan kecerdasan mereka sendiri atau menggabungkan kekuatan kecerdasan mereka yang akan memuaskan profesi dan hobi.
4.      Menghadapi Kemajemukan Kecerdasan
Demikian terdapat alasan penting untuk mempertimbangkna kecerdasan majemuk dan implikasinya bagi pendidikan.pertama jelas terdapat banyak kecerdasan  sehingga terkadang terabaiakan  sehingga menjadi peluanag untuk membimbing individual yang mempunyani kumpulan kemampuan yang tepat untuk aneka pekerjaan ini. Akhirnya kita dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada dengan memanfaatkan sebaik mungkin kecerdasan yang kita miliki.

  1. Bahan-Bahan Pembelajaran Untuk Delapan Jenis Kecerdasan
Daftar berikut mencantumkan serangkaian alat belajar, mainan, permaianan, proyek ,proses dan bahan-bahan lain yang dapat membantu meningkatkan masing-masing kecerdasan.
-          LINGUISTIK
Bahan-bahan untuk membuat tulisan, tape recorder, buku harian atau catatan harian, buku, talking books ( kaset dan buku ) mesin tik, pengolah kata, bentuk-bentuk alphabet, perangko, perangkat kaligrafi, kunjungan ke perpustakaan, teka-teki silang, anagram, Scrabble, teka-teki mencari sebuah kata, petunjuk bahasa isyarat, balok-balok huruf dll.
-          LOGIS_MATEMATIS
Permainan kocok otak ( brain Teasers ), kalkulator, permainan  matematika, sains( missal kimia, listrik, dan sebagainya, permainan logika ( misalnya mancala), permainan uang ( misal monopoli), permainan kartu remi, permainan menyortir dan mengklasifikasikan, jam, uang mainan, dll.
_ SPASIAL
Puzzle, globe, peta, video game, perangkat lego, peralatan menggambar, melukis dn mewarnai, papan tulis dan kapur tulis warna-warni, payet arau glitter dan lem, buku-buku tentang bagaimana menggambar, mal untuk menggambar berbagai bentuk, kaleidoskop, gambar-gambar, kamera, kamera video( untuk membuat film), alat-alat optis, koleksi ( misalnya perangko, kartu basket NBA), kacamata untuk melihat dalam gelap, perlengkapan kolase( misalnya ( gambar, kertas, guntung,lem)
-          MUSIKAL
Rekaman musik ( CD, Kaset ), alat musik perkusi ( misalnya drum, tambobourin,maracas, bel), peralatan karaoke, kotak suara ( awadah yang mengeluarkan bunyiu-bunyi), radio alat band atau orchestra, permaianan menyanyii, piano, keybord elektronik, permainan memori musik, gitar, alat musik dari perabotan rumah tangga dll.
-          KINESTETIK-JASMANi
Peralatan petukangan, peralatan olahraga, peralatan merakit, peralatan senam, sepeda, hulahop,, dll.
-          ANTAR_PRIBADI
Kegiatan belajar bersama, peralatan pesta, truk atau mobi-mobilan untuk bermain bersama, tempat kumpul-kumpul ( missal Rumah pohon pondok golf, benteng) dll.
-          INTRA PRIBADI
Hobi yang di mainkan sendirian, proyek mandiri, bisnis anak-anak, membuat buku harian, permainan indi vidual yang kecepatannya di tentukan sendiri, tempat-tempat rahasia, buku-buku tentang diri dll.

  1. Pendekatan Pembelajaran Dalam Pembelajaran Multiple Intelligences
Tujuan sekolah seharusnya mengembangkan kecerdasan dan membantu orang mencapai sasaran profesi dan hobi yang cocok untuk spektrum kecerdasan dan membantu orang mencapai sasaran profesi dan hobi yang cocok untuk spektrum kecerdasan mereka masing-masing.
Desain dari sekolah ideal menurut gardner di dasarkan pada dua asumsi. Pertama adalah bahwa tidak semua orang mempunyai minat dan kemampuan yang sama, tidak semua dari kita belajar dengan cara yang sama. Asumsi kedua adalah sesuatu yang menyakitkan itu adalah asumsi bahwa sekarang tidak seorang yang dapat belajar segala sesuatu yan ingin di pelajari.
Hal yang paling penting adalah kita mengenali dan memelihara semua kecerdasan manusia yang bervariasi dan semua kombinasi kecerdasan. Jika kita menyadari hal ini, paling tidak kita mempunyai peluang lebih baik menghadapi banyak masalah yang kita hadapi di dunia. Bila kita dapat memobilisasi spektrum kemampuan manusia, orang yang tidak hanya merasa lebih baik mengenai diri mereka sendiri dan lebih kompeten bahkan di mungkinkan bahwa kita juga akan merasa lebih terlibat dan lebih mampu bergabung dengan masyarakat dunia yang lain untuk bekerja demi kebaikan bersama.
Dalam (Ali shadikin, 2010)  di sebutkan Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Multiple Intelligence adalah adanya tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan, dan kecerdikan seorang guru dalam memerhatikan bakat masing-masing siswa (peserta didik). Di dalam maupun di luar sekolah, setiap siswa harus berhasil menemukan paling tidak satu wilayah kemampuan yang sesuai dengan potensi kecerdasannya. Jika hal itu berhasil ditemukan oleh siswa dengan bimbingan guru, maka akan menimbulkan kegembiraan dalam proses pembelajaran, bahkan akan membangkitkan ketekunan dalam upaya-upaya penguasaan disiplin keilmuan tertentu.
Penerapkan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus memerhatikan beberapa langkah, meliputi:
  1. Mengidentifikasi elemen-elemen Multiple Intelligence dalam program pembelajaran. Misalnya memasukkan program seni ke dalam kurikulum.
  2. Meninjau kembali sistem teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-kecerdasan apa yang terabaikan.
  3. Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian memutuskan untuk secara sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain.
  4. Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode pembelajaran.
  5. Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat sehingga dapat membuka kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa.
PENUTUP
Dengan beragamnya kecerdasan manusia, menjadikan peran pendidik dan orang tua amat penting untuk memberikan arahan pada apa yang cocok dan sesuai bagi anak. Selama ini kita selalu memiliki persepsi terhadap anak, bahwa anak itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain. Persepsi inilah yang harus diubah. Sebaiknya para pendidik maupun orang tua memberikan perhatian kepada berbagai macam cara yang dilakukan anak untuk memecahkan masalah-masalah mereka dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kita harus menerima bahwa anak memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Pendidik harus menyediakan kesempatan-kesempatan belajar yang kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan observasi mereka, mengumpulkan informasi tentang bakat dan kegemaran anak, serta mempelajari kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa.
Kurikulum pada dasarnya berfokus pada pengetahuan yang mendalam dan pengembangan kemampuan. Dalam hal ini, pembelajaran tidak harus menekankan pengajaran melaui kecerdasan, tetapi yang harus mendapat penekanan adalah bahwa pembelajaran itu untuk kecerdasan atau penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan minat dan bakat anak. Tingkat profesionalime para pendidik perlu dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang dihadapi terutama dalam menentukan model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan sesuai dengan kompetensi siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, thomas. Setiap Anak Cerdas. Terjemahan oleh Rina Buntaran . 2000 Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Brutu, Ali Sadikin . 2010. Pengertian Multiple Intelligence ( on line). Tersedia:http://kecerdasanmajemuk.blogspot.com/ Di akses Tanggal 13  Juli 2011 Jam 4:25
Gardner, howard. Kecerdasan Majemuk. Terjemahan oleh Alexander Sindoro. 2003. Batam: Interaksara
Jasmine. Julia. 2001. Mengajar berbasis Multiple Intelligences. Terjemahan oleh Purwanto. Bandung : Penerbit Nuansa

0 komentar:

Posting Komentar